Salam Pramuka!
Dr. Adhyaksa Dault SH, M.Si (Kak Adhyaksa) terpilih sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2013-2018 pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang di laksanakan di Kupang, sejak tanggal 3-5 Desember 2013. Kak Adyaksa memperoleh 17 suara selisih 2 suara dari Kak Jana T Anggadiredja yang memperoleh 15 suara. Sedangkan 2 calon mmasing-masing memperoleh 1 suara.
Sebelum Munas berlangsung, sebanyak 10 orang menjadi bakal calon Ketua Kwartir Nasional yang diusung dari beberapa Kwartir Daerah. Namun sepuluh nama yang terjaring tersebut, mengerucut menjadi enam nama bakal calon. Hal berdasarkan pembahasan pada Sidang Komisi C Munas. Dari sepuluh bakal calon Ketua Kwarnas, enam nama dinyatakan memenuhi administrasi sebagaimana ditentukan pada Tata Tertib Munas Gerakan Pramuka Tahun 2013. Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan tersebut, Komisi C Munas Gerakan Pramuka 2013 menetapkan enam calon Ketua Kwarnas masa bakti 2013-2018, dengan susunan secara abjad sebagai berikut:
1. Kak Adyaksa Dault (mantan Menpora era KIB I, 2004-2009),
2. Kak Dede Yusuf Macan Effendi (mantan Wakil Gubernur Jawa Barat dan Kakwarda Jawa Barat),
3. Kak Eris Heryanto (Mantan Sesjen Kemhan dan mantan Wakil Ketua Kwarnas),
4. Kak Jana Tjahjana Aanggadiredja (Mantan Waka Kwarnas),
5. Kak Syahrul Yasin Limpo (Gubernur dan Kakwarda Sulawesi Selatan), dan
6. Kak Nanan Sukarna (Mantan Waka Polri)
Sementara yang tidak lolos adalah Jenderal Prabowo Subianto, mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Irman Gusman (Ketua DPD RI Periode 2009-2014), dan Azwar Abu Bakar (Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan reformasi Birokrasi Indonesia)
Kak Adhiyaksa akhirnya terpilih Ketua Kwartir Nasional, dengan perolehan 17 suara, selisih 2 angka dengan rival kuatnya Jana T. Anggadiredja, sementara kandidat lain Eris Herriyanto dan Nanan Soekarna masing-masing mendapatkan 1 suara. Sebelum babak pemilihan di mulai, setelah penyampaian visi dan misi 2 kandidat mengundurkan diri dan menyerahkan kepercayaannya kepada kandidat lain, kedua kandidat yang mengundurkan diri itu adalah Dede Yusuf (Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat) yang menyerahkan dukungan kepada kak Jana, Syharul Yasin Limpo (Ketua Mabida dan Gubernur Sulawesi Selatan).
Kemenangan ini bukan sebuah kebetulan, dan tanpa di duga-duga, namun merupakan proses seleksi yang sangat panjang, sejak Kwartir Nasional mulai mengeluarkan surat edaran kepada masing-masing Kwartir Daerah untuk mengusulkan nama-nama bakal calon Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 2013-2018.
Gaya bicara yang ceplas ceplos dan penuh semangat di hiasi kumis tebalnya yang memikat, merupakan salah satu daya tarik tersendiri, disamping bicaranya yang lantang dan penuh semangat menggebu-gebu, sehingga beberapa Kwartir Daerah Gerakan Pramuka menjatuhkan pilihan kepadanya untuk memimpin Gerakan Pramuka esok.
Adhyaksa Dault adalah mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Kabinet Indonesia Bersatu 2004-2009 pimpinan Presiden SBY. Di masa beliau usulan mengenai Undang-Undang Gerakan Pramuka mulai benar-benar di gulirkan, yang pada akhirnya DPR-RI Mengesahkan rancangan Undang-Undang Gerakan Pramuka menjadi Undang Undang Nomor 12 tahun 2010.
Sebagian pihak memang mengkhawatirkan Gerakan Pramuka di bawah kepemimpinan beliau akan kental nuansa politisnya, hal ini bukan tanpa alasan, karena latar belakang organisasi Adhiyaksa Dault adalah sebagai politisi salah satu Partai di Indonesia (Partai Keadilan Sejahtera-red), dan secara pengalaman dalam memahami dan mengelola Gerakan Pramuka pada dirinya dirasakan masih kurang cukup menguasai. Seperti Menko Kesra beberapa waktu lalu berpesan "Gerakan Pramuka Jangan jadi panggung politik UU No 12/2010, Pramuka menjadi lembaga yang mendorong pemuda menjaga kebangsaan merah putih. Sehingga sebaiknya dipimpin oleh non partisan," jelas Agung.
Tentunya Kita berharap, ‘pertarungan’ perebutan Ketua Kwartir Nasional 2013-2018 adalah merupakan proses ‘politik’ dalam Gerakan Pramuka, dan proses pembelajaran demokrasi dan dinamika organisasi, dalam upaya memajukan Tujuan Gerakan Pramuka itu sendiri ke depan. Semua berharap Gerakan Pramuka yang akan datang akan jauh lebih baik dari Pengelolaan Sebelumnya.
Sebelumnya Kak Adhyaksa Dault sempat menyatakan ingin menjadi calon ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Periode 2013-2018 karena tak mau gerakan Pramuka dijadikan alat untuk tujuan politik pihak-pihak tertentu. "Saya anggota Pramuka sejak kecil hingga menjadi penegak. Saya melihat banyak tokoh-tokoh politik yang mau menjadi ketua umum Kwarnas Gerakan Pramuka. Saya tidak bisa menerima jika mereka ikut maju dan ingin memolitisasi Gerakan Pramuka," kata Kak Adhyaksa. Pesan Adhyaksa, biarkan Gerakan Pramuka independen dan bebas menentukan calon pemimpinnya lima tahun mendatang.
"Biarkanlah Pramuka independen dan menjadi tempat penempaan generasi muda Indonesia yang berjiwa patriotik dan nasionalis religius. Jangan dijadikan tunggangan politik. Untuk mencegah hal itu, maka saya terpanggil untuk maju. Saya tak ada kepentingan apa-apa, kecuali membenahi Pramuka agar tetap eksis dan menjadi ujung tombak pembangunan gerakan moral dan karakter bangsa. Jadi, saya dicalonkan oleh mereka," lanjutnya.
![]() |
Bersama Kak Azrul di Rainas '08 |
Terima kasih yang sebesar-besarnya HI ucapkan kepada Kak Azrul Azwar yang telah memberikan sumbangsih yang baik untuk Gerakan Pramuka selama dua periode kepemimpinan (2003-2013), kekurangan adalah modal awal untuk menjadikan capaian tujuan yang lebih baik kedepan, dan prestasi-prestasi yang di raih sebelumnya adalah sebagai tolak ukur yang tidak bisa kami di lupakan.
*Disadur dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar