7 April 2013, Pkl. 00.00 WIB.
Alhamdulillah, tak terasa usia ini kini terus mengalir. Berkurang dari yang telah ditentukan-Nya. Bertambah dari awal kelahirannya. Seperempat abad telah ku lewati. 7 April 1987 sampai kini 7 April 2013 menurut hitungan kalender Masehi. Kini nafas yang masih tersisa ini menjadi bagian yang harus senantiasa diperhitungkan. Karena entah kapan nafas ini akan berhenti. Tugas yang telah usai. Jatah yang takkan kembali. Dan sebuah pertanggungjawaban yang menanti.
Tidak tahu, entah kapan itu akan terjadi. Karena bersembunyi di balik benteng yang kokoh pun akan terkejar. Di tempat yang paling nyaman pun akan didatangi. Karena ia datang tanpa kompromi. Sebuah cita-cita kematian yang perlu di persiapkan. Adakah diri ini mencita-citakan syahid karena Allah?
Umurku, ku tidak tahu sampai kapan engkau bersamaku. Di saat kebersamaan denganmu aku akan berjalan dengan gontai, oleng, dan hilang keseimbangan dan pegangannya tatkala mengetahui bahwa penguasa di bumi senantiasa menguntit dan mengawasiku melalui mata-mata dan intel, baik di saat ku bergerak maupun terdiam. Itulah pengawasan Allah Subhanahu Wa Taala. Pengawasan yang menguasai hati dan rahasianya. Lalai kah dengan itu wahai diriku?
Sampai detik ini, aku selalu menikmati turing wisata maupun kegiatan Pramuka. Ke Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Bromo, bahkan sampai ke Sabang dan tempat-tempat yang lainnya yang aku pernah kunjungi. Tapi tahukah wahai diriku turing yang sesungguhnya? Pariwisata sejati? Seharusnya aku tahu itu, bukankah aku senantiasa mempelajari itu, apakah hatiku tertutup api kesombongan hingga aku selalu melalaikan wisata sejati?
Tur itu adalah sebuah tur yang berangkai tanpa henti. Itulah sebuah tur yang dimulai dari kelahiran, melintasi kematian, dan berakhir dengan ba’ats dan hisab. Tur itu menggariskan satu-satunya jalan bagi kalbu manusia, yang tidak dapat dihindari dan dielakkan. Jalan itu dari awal sampai akhir berada di genggaman Allah, berada di bawah pengawasan-Nya yang tidak pernah lalai dan lengah. Untuk itu, siap siagalah wahai diriku. Bekerjasamalah dengan usiamu. Berkompromilah dengan umurmu. Agar usiamu dipenuhi dengan karya-karya yang menjadikan engkau mempunyai nilai dimata Allah. Agar usiamu siring sejalan dengan keberkahan hidup karena-Nya. Agar ketika kelak aku akan buka catatan kehidupan ku, aku akan tersenyum manis mendapatkan reward yang hakiki, bertemu dengan Rabb mu, Sang Maha Mencintai, Allah Subhanahu Wa Taala, Amiinn..
Wilujeng Milangkala anu ka 26,
Ulang tahun kali ini sepertinya tidak ada yang spesial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar